PENGEMBANGAN KARAKTER
Pendidikan karakter terdiri dari dua kata yaitu pendidikan dan
karakter. Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara adalah daya upaya
untuk memajukan budi pekerti, pikiran, serta jasmani agar dapat
memajukan kehidupan yang selaras dengan alam dan masyarakatnya.
Sedangkan karakter menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan
sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang
dari yang lain. Menurut T. Ramli , pendidikan karakter memiliki esensi
dan makna yang sama dengan pendidikan moral dan pendidikan akhlak.
Pendidikan karakter berpijak
pada karakter dasar manusia dari nilai moral universal yang bersumber
dari agama. Menurut ahli psikologi, karakter dasar tersebut adalah cinta
kepada Allah dan ciptaanNya, tanggung jawab, jujur, hormat dan santun,
peduli, kerjasama, percaya diri, kreatif, kerja keras, dan lain-lain.
Menurut Doni A. Koesoema,
pendidikan karakter terdiri dari beberapa unsur, diantaranya penanaman
karakter dengan pemahaman pada peserta didik tentang struktur nilai dan
keteladanan yang diberikan pengajar dan lingkungan.
Selanjutnya kemendiknas menjelaskan bahwa nilai-nilai karakter yang dikembangkan dalam dunia pendidikan didasarkan pada 4 sumber,
yaitu ; Agama, Pancasila, budaya bangsa dan tujuan pendidikan nasional
itu sendiri. Dari keempat sumber tersebut merumuskan 18 nilai-nilai
karakter umum yaitu : Religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras,
kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan,
cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta
damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, tanggung jawab.
Prof. Dr. Noor Rochman Hadjam, SU. menjelaskan mendidikan karakter
tidak hanya mengenalkan nilai-nilai secara kognitif tetapi juga melalui
penghayatan secara afektif dan mengamalkan nilai-nilai tersebut secara
nyata dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan siswa seperti pramuka,
upacara bendera, palang merah remaja, teater, praktek kerja lapangan,
menjadi relawan bencana alam, atau pertandingan olahraga dan seni adalah
cara-cara efektif menanamkan nilai-nilai karakter yang baik pada siswa.
Ia menekankan pendidikan berbasis karakter bukan merupakan mata
pelajaran tersendiri melainkan dampak pengiring yang diharapkan tercapai.
Pengembangan pendidikan karakter di SMK-YPSEI Palangka Raya dilakukan melalui kegiatan
pembelajaran, kegiatan rutin, kegiatan spontan, pembiasaan, dan
pengkondisian. Untuk kegiatan pembelajaran pendidikan karakter
terintegrasi ke dalam stiap mata pelajaran.
SMK-YPSEI Palangka Raya melaksanakan upacara hari Senin dan upacara hari nasional, apel
pagi sebelum berangkan ke sekolah, serta pemerikasaan kerapian secara
rutin dalam skala waktu yang telah ditentukan. Hal ini merupakan salah
satu cara memupuk kedisiplinan dan tanggung jawab siswa.
Implementasi pendidikan karakter dalam aspek kerohanian, SMK-YPSEI Palangka Raya menerapkan kegiatan berdoa sebelum belajar, ibadah tiap hari jumat bagi siswa yang beragama Kristen, dan pembiasaan
mengucap salam ketika bertemu guru dan siswa lain.
Untuk menjaga kebersihan kampus SMK-YPSEI Palangka Raya, diadakan regu
piket harian untuk kebersihan kelas dan lingkungan sekolah. Aspek ini
merupakan integrasi antara sikap cinta lingkungan dan tanggung jawab
dalam melaksanakan tugas.
Pengembangan pendidikan karakter di SMK-YPSEI Palangka Raya juga diimplementasikan dalam kegiatan spontan seperti teguran
dari guru dan teman atas perbuatan yang kurang baik seperti mencontek,
makan dan minum sambil berjalan, membuang sampah tidak pada tempatnya
dan lain sebagainya. Teguran disini tidak harus berupa kata-kata namun
dapat juga melalui isyarat jari atau tatapan mata tajam dan teguran yang mengandung nasehat sehingga akan lebih di ingat.
Pengembangan pendidikan karakter juga diterapkan dalam metode
pembiasaan. Diantaranya Siswa
juga dibiasakan untuk mencium tangan guru ketika bertemu.